Jumat, 19 Februari 2010

STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS AL-QUR’AN

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Jika dihubungkan dengan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Al-Qur’an dalam menyampaikan pokok-pokok isinya memiliki strategi tersendiri yang mampu diterima oleh semua kalangan dan berbagai tingkat daya nalar pembacanya.Beranjak dari hal-hal yang konkrit, dapat disaksikan dan diakui, seperti: hujan, angin, tumbuh-tumbuhan, petir , dan kilat. Kemudian beralih kepada hal-hal dogmatis, seperti keharusan mengakui wujud, keagungan, kekuasaan dan seluruh sifat sempurna Allah swt. Semua ini kadangkala diungkapkan dengan kalimat bertanya, baik dengan maksud memberikan perhatian , membuat senang, mengingatkan dengan cara yang baik, maupun dengan maksud-maksud lain yang dapat merangsang kesan-kesan rabbani, seperti: tunduk, bersyukur, cinta dan khusu’ kepada Allah. Setelah itu, baru disajikan berbagai macam ibadah dan tingkah laku ideal untuk menerapkan akhlak rabbani secara praktis.

Adanya upaya-upaya untuk membuat emosi pembaca (sebagai peserta didik) merasa terlibat dengan topik materi yang disampaikan. Hal ini dilakukan agar perhatian peserta didik terhadap materi yang disampaikan mendapatkan perhatian yang maksimal. Dengan cara merangsang berbagai emosi secara berulang-ulang dengan berbagai pengalaman tingkah laku afektif, disertai dengan suatu obyek tertentu. Jika setiap kali obyek ini dirangsangkan, orang akan mempunyai kesiapan untuk membangkitkan emosi itu. Emosi tidak lain adalah kesiapan untuk membangkitkan instinktif dan impretif. Jika emosi dididik bersama-sama tingkah laku ideal yang dituntut oleh emosi, maka pendidikan akan benar-benar mampu mengintegrasikan diri dan memanfaatkan segala potensinya demi kebaikan umat manusia. Contoh paling jelas dari metode pendidikan qurani ini terdapat di dalam surat ar-Rahman. Di sini Allah swt. mengingatkan kita secara berualang-ulang akan nikmat dan bukti kekuasaan-Nya, dimulai dari manusia dan kemampunaya dalam mendidik , hingga sampai pada matahari, bulan bintang, pepohonan, buah-buahan, langit dan bumi. Pada setiap atau beberapa ayat dengan kalimat bertanya itu, manusia berhadapan dengan indra, naluri, suara hati dan perasaan. Dia tidak akan dapat mengingkari apa yang diindranya dan diterima oleh akal serta hatinya. Ayat itu adalah : Fabiayyi aalaa irbbikuma tukadzdzibaan (Maka nikmat Tuhanmu yang mana yang kalian dustakan).
Pada permulaan turunnya al-Qur’an diarahkan untuk memerangi buta huruf dan memotifasi untuk menggali ilmu pengetahuan serta mengajarkannya. Karena seorang muslim yang tidak mampu membaca atau tidak suka membaca tidak akan dapat memahami agamanya dengan benar dan tidak mampu melaksanakan ajaranya dengan sempurna, maka tidaklah heran jika ayat yang pertama kali turun kepada Nabi saw: adalah S. al-Alaq: 1-5 :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (96:1)
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (96:2)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (96:3)
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. (96:4)
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (96:5)

Al-Qur’an juga mengukuhkan kepada Nabi Saw (sebagai pendidik) akan kesabaran dan ketabahannya ( di samping memiliki sifat jujur, amanah, cerdas,dan penyampai risalah) sehingga kaumnya menjadi dekat kepadanya, dan dengan sifat yang demikian itulah Nabi Saw dapat memilih pendekatan yang tepat ketika menghadapi kekerasan dan ancaman orang yang memusuhinya

...وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ...
…Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu… (3:159)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar